*My Short Story--Fiction*
Love You for The End ♥
Valentine sebenarnya sudah lewat beberapa hari yang lalu, tapi Shely masih saja terus memandangi foto itu dengan hiasan bunga yang hampir layu disampingnya.
"Seandainya aku gak egois dan bisa nemenin dia waktu itu. Pasti gak akan sesakit ini rasanya", kata Shely sambil mengusap airmatanya yang entah sudah berapa lama dia menangis.
"Semua ini udah takdir Shel. Jangan terus-terusan salahin diri kamu sendiri. Apa iya kalau kamu kayak gini bisa bikin dia kembali. Enggak Shel", sahut Lala
Shely semakin terisak,"Tapi emang bener kan La, kalo aja aku tau Deny masuk ICU dan dia kritis. Kalo aja aku tau sebenernya selama ini dia sakit. Dan seharusnya aku ada disana nemenin dia. Aku bener-bener bodoh La!!!"
"Shel kamu harus bisa terima ini semua, ikhlasin Deny. Kamu gag mau kan bikin dia sedih disana", hibur Nesya. "Semakin kamu nyalahin diri sendiri itu malah bikin kamu sakit."
Hening. . .Hanya irama gerimis siang ini yang menemani suasana duka di hati mereka, terutama Shely.
"Aku pengen nengok Deny sekarang. Dia pasti kehujanan kan kasian. Aku mau payungin dia", pintanya dengan tatapan yang tanpa arti.
Lala diam, dia hanya menangis melihat sahabatnya seperti ini.
"Tapi sekarang gerimis, nanti kamu sakit", sahut Nesya
"Gak papa, aku gak peduli. Aku harus kesana!", isak Shely langsung mengambil payung dan pergi. Kemudian disusul Lala dan Nesya yang hanya membisu. Hati mereka pun sakit sahabatnya jadi seperti ini.
Langkah kecil mereka menapaki jalan setapak yang masih basah karna tetesan hujan. Rumput-rumput disekitar yang menatap mereka dengan sayu. Gerbang hitam yang panjang menjulang menyambut dan mempersilakan mereka ke tempat itu. Gundukan tanah itu masih merah, ya baru beberapa hari yang lalu.
Shely memandangi goresan di batu itu. Nama yang tak asing baginya, nama seseorang yang sangat dia sayangi "DENY HENDRAWAN".
Tangisnya semakin menjadi, matanya menerawang jauh kesana. Membuatnya ingat akan kejadian hari itu. Hari yang seharusnya indah, tapi justru menjadi hari yang kelam. Hari dimana Shely untuk terakhir kalinya melihat sosok itu dengan kejadian yang tak mampu dinalar.
14Februari
Pagi yang indah. Tampak seorang gadis dengan senyuman manisnya sedang duduk di teras rumah. Shely. Ya nama gadis itu.
Kring...kring...Telepon rumahnya berdering. Pasti dari Deny, pikirnya. Langsung dia lari dan mengangkatnya.
"Pagi...Happy Valentine my dear Shely. Love you", kata sosok dibalik telepon itu.
Dengan wajah yang riang Shely menjawab,"Happy Valentine too sayang. Inget janjinya buat hari ini kan?"
"Iya sayang. Aku pasti gag bakal lupa. Kamu nanti langsung ke taman ya jam1. Aku nyusul kamu"
"Oke siap. Sampai ketemu nanti ya. Miss u sayang"
"Miss U too"
Hati kecilnya tertawa riang. Hari yang dia nantinya akhirnya tiba juga.Hari dimana banyak pasangan kekasih yang bahagia, begitu pun dengan Shely. Dia berharap mendapat kejutan spesial dari Deni, pacar yang sudah bersamanya hampir 2 tahun ini.
Siang ini Shely tampak cantik dengan dress violet yang dia pakai. Kado dan coklat tak lupa dia bawa. Ya semalaman dia tak bisa tidur, ingin segera memberikan kado itu untuk Deny.
Taman begitu ramai hari ini, walaupun cuaca tak mendukung. Harusnya cerah, tapi awan-awan hitam itu justru menghalangi sang mentari untuk bersinar.
Namun tampak Shely sangat gelisah. Ini sudah pukul satu lebih, Deny belum datang juga. Oh mungkin dia lagi dijalan.
Satu jam berlalu...
Dua jam
Tiga jam
Empat jam
Kemana dia. Kemana deny kenapa belum datang juga. Ini sudah kelewatan, pikir Shely. Jarinya yang mungil mulai sibuk memainkan hape, menulis pesan.
To: My Dear
Sayang kamu kemana, ini sudah jam 5. Apa kamu lupa sama janji kita?
Terkirim.
Tak ada balasan. Shely semakin resah menunggu. Kini hatinya semakin kesal. Orang yang di nanti-nantinya tak kunjung mengabarinya. Tiba-tiba...
Trrr...trrr... '1 Message'
From: My dear
Shely sayang maafin aku. Aku tau kamu sudah lama menungguku. Tapi mendadak ada urusan penting yang gak bisa aku tinggalin. Jangan marah sayang. Aku harap kamu ngerti.
-LOVE YOU- Shely diam, dia hanya memelototi sms itu. Dengan hati yang kesal dia telepon nomor itu.
"Iya sayang?", jawab suara dari telepon itu dengan suara yang sangat lirih, seperti orang yg sedang kesakitan.
"Kamu tega banget seenaknya gitu batalin janji! Aku udah disini nungguin kamu 4jam!", sahut Shely
"Maaf. Tapi aku emang bener-bener gak bisa pergi"
Shely diam....
"Sayang? Please jangan marah"
"Aku kecewa....."
Kemudian Shely memutuskan teleponnya. Hatinya sangat sakit.
Hari mulai gelap. Taman yang semula ramai sekarang sudah tampak sepi. Rintik-rintik hujan mulai membasahi wajah Shely yang lebih dulu basah karena airmatanya.
Pukul 11.00
Hujan semakin deras. Di kamar yang cukup luas ini Shely tetap tak bisa memejamkan matanya.
"FUCKLENTIN!!!", teriak Shely. "Harusnya hari ini aku jalan sama kamu. Tapi..."
Dilemparnya kado dan coklat yang sudah dia buat untuk Deny
Ting..tong.. Bel rumahnya berbunyi
Siapa malam-malam begini yang datang. Gila kali bertamu jam 11 malam, hujan deres juga. Shely menggerutu sendiri sembari berjalan ke pintu dan melihat siapa yang datang.
"DENY!", sontak Shely kaget melihat sosok yang ada didepan rumahnya. Sosok lelaki tmapan itu hanya melambai dan tersenyum
"Ngapain kesini malem-malem!", ujar Shely
"Aku mau nepatin janjiku ke kamu"
"Udah telat, kenapa gak tadi"
"Shely aku minta maaf. Aku tau udah bikin kamu kecewa hari ini, udah bikin kamu marah. Tapi beneran gak ada niat sedikitpun buat batalin janji kita. Keadaan mendesak sayang"
"Aku tu cuma pengen sama kamu hari ini. Itu aja kok"
"Sekarang aku udah disini kan. Maafin aku ya", kata sosok itu kemudian memegang tangan Shely dan mencium keningnya dengan lembut.
"Iya aku maafin kamu kok. Lhoh kamu pucet banget Den, kamu sakit? Atau karena kehujanan ya? Kamu gak papa kan", Shely khawatir tangan sosok itu begitu dingin, wajahnya pun pucat
"Aku gak papa kok sayang, tenang aja. Makasih ya udah maafin aku. Sebenarnya aku kesini mau ngasih ini ke kamu", jawabnya sembari mengeluarkan kotak kecil yang lucu dan setangkai bunga mawar yang masih segar.
"Ini buat aku? Terima kasih sayang. Ada suratnya, aku baca ya"
"Jangan!"
"Lhoh kenapa?"
"Nanti aja bacanya kalau aku udah pulang, nanti gak surprise lagi"
"Oh iya hehe"
"Yaudah aku pamit ya. Terima kasih slalu jadi bidadariku yang manis. Jaga diri baik-baik ya. Aku sayang kamu Shely"
Belum sempat Shely mengucapkan kata-kata, sosok itu sudah langsung pergi. Cepat sekali pikirnya.
Kemudian tiba-tiba handphone'a berbunyi
-Sister Deny Calling-
Ini kan nomer adeknya Deny, ada apa tumben banget telepon jam segini. Shely membatin dengan penasaran
"Hallo, ada apa dek?", tanya Shely kepada
"Kakak...", jawab gadis itu dengan suara yang terbata-bata
"Kamu kenapa dek, kenapa nangis?"
"Kak Deny"
"Iya kak Deny kenapa? Adek gag papa kan"
"Kak Deny...dia..."
"Adek tolong jangan bikin kakak bingung, apa yang terjadi. Kak Deny kenapa?", ujar Shely semakin khawatir
"Tadi siang kak Deny masuk ICU"
"Apa? Adek jangan bercanda deh!"
"Aku gag bercanda kak. Penyakit kak Deny kambuh. Ternyata selama ini dia nyembunyiin penyakitnya sama kita, termasuk kakak. Kak Deny kena Kanker Otak dan itu udah stadium akhir", gadis itu bercerita dengan terisak
"Adek..."
"Trus tadi sore kak Deny sempet sadar. Dia ngotot pengen ketemu kakak, tapi dilarang sama dokter. Keadaan kak Deny justru semakin kritis, dan barusan jam 11 kak Deny meninggal kak"
"Dek kamu lagi bercanda kan? Ini gak mungkin. Kakak gak percaya dek!", teriak aku dari telepon
"Kakak aku gak bohong, aku serius. Mungkin kakak kaget dengar berita ini. Aku pun sebenernya gak tega buat bilang ke kakak, tapi kakak harus tau"
Shely hanya diam.
"Kakak gak papa kan?", tanya gadis itu
"I..i..iya dek"
Shely sangat shock, sekujur tubuhnya terasa sangat lemas. Pikiran kacau. Entah apa yang sebenarnya terjadi. Apa ini mimpi atau benar-benar nyata. Hatinya sakit. Sangat sakit.
"Lalu siapa yang baru saja kemari. Siapa yang memberi aku kado dan bunga ini", batin Shely. Tubuhnya menggigil, romanya berdiri.
Lalu dia membuka surat ada di kado itu. Surat yang entah dari Deny atau bukan. Dengan berlinang airmata dia membacanya.
My dear Shely, aku harap ketika kamu membaca surat ini kamu sudah tau semua yang terjadi. Aku harap juga jangan ada airmata dari mata indahmu.
Shely maafkan aku. Semua salahku. Semua khilafku. Semua egoku yang tak pernah bercerita sedikit pun tentang hal ini sama kamu.
Shely terima kasih untuk semua hal indah yang sudah kamu beri untukku diwaktu yang singkat ini. Selalu memberikan aku senyuman dan tawa bahagia.
Shely aku sebenarnya tak ingin semua ini terjadi, tapi apa daya ini sudah rencana Tuhan. Aku sudah berusaha tapi Tuhan yang menentukan.
Sakit yang begitu indah. Karena aku melewatinya bersama denganmu, wanita yang benar-benar aku cinta.
Shely lihat kan kado yang aku beri untukmu. Cincin perak. Sebenarnya di hari yang spesial ini aku ingin melamarmu. Aku ingin mewujudkan janjiku dulu untuk menjadikanmu pendamping hidupku. Tapi sekali maaf kini semua hanya tinggal mimpi. Aku mohon simpan cincin itu baik-baik.
Shely maafkan aku. Kini aku tak bisa lagi menjagamu. Tak bisa lagi membuatmu tertawa. Dan tak bisa menepati janjiku untuk menjadikanmu Ibu dari anakku kelak.
Tuhan mungkin tak mempersatukan kita dalam dunia fana ini. Tapi kita pasti bisa bertemu lagi ditempat yang jauh lebih indah di sana.
Aku bahagia. Sangat bahagia karena memilikimu di saat-saat terakhirku. Kamu yang terindah Shely. Terima kasih untuk semua sayangmu selama ini.
AKU MENCINTAIMU. LOVE YOU FOR THE END MY DEAR :) PLEASE DONT CRY
-Deny ♥
.......................................................................................................
"Shely", tegur Lala yang mengangetkan Shely dari lamunannya itu.
"Ah iya"
"Hujan sudah reda, hari sebentar lagi juga gelap. Kita pulang ya"
"Tapi..."
"Shely belajarlah untuk ikhlas, kamu harus bisa menerima semua ini. Deny sudah tenang di sana. Dia pasti juga akan sedih kalau melihat kamu seperti ini"
"Aku belum bisa"
"Kamu harus bisa. Mengikhlaskan bukan berarti melupakan. Kamu juga harus move on. Harus tetap melanjutkan hidup kamu meski tanpa dia. Shel masih ada kita. Kita gak akan ninggalin kamu", ujar Nesya
"Iya Shel. Kita sayang kamu. Kita bakal slalu ada buat kamu. Udah ya jangan nangis, kamu harus kuat", sahut Lala
"Sebentar aku ingin mengucapkan sesuatu ke Deny", kemudian Shely berbicara pelan. "Den terima kasih untuk semua. Mungkin sampai saat ini masih sakit dan aku belum bisa terima kejadian ini. Tapi aku memang harus bisa buat ikhlasin kamu. Kamu yang terindah Den, aku merindukanmu. Sampai kapan pun kamu tetap jadi malaikatku. Aku mencintaimu dan biar seiring berjalannya waktu hingga semua luka ini mampu hilang. Bahagia ya Den disana. Love you"
Mereka pun berjalan meninggalkan tempat itu. Dengan perasaan dan tanda tanya besar. Tentang siapa sosok yang malam itu datang. Sampai saat ini, dan sampai kapan pun biar menjadi misteri dalam hati Shely. HanyaTuhan yang tau.
♥ Deny aku mencintaimu ♥
asemm so sweet!!
BalasHapusceritanya hampir kayak film korea tantee,
judulnya humming,
.ha iya pa :D haha
Hapus.itu film'a bagus gag om?
jelek filmnya wkwkw :P
Hapussearch aja gugel
.trus critaku itu gimana? jelek juga ya om. .
BalasHapus.gak mauk males ah :D hahaa
wkwkkw ora2 , apik kok tantee..
Hapus.hiwaaa *mimisan mendadak* hahaha 8-]
Hapusnjajal komen meneh
BalasHapus